Setaun telah menjalani peran sebagai anak rantau pastinya akan membuat banyak perubahan. Di tulisan kali ini, ingin berbagai pengalaman tentang masa-masa peralihan dari seorang anak sekolah menjadi anak kuliahan. Untuk yang kenal saya secara pribadi mungkin sudah tau, kampus mana yang akhirnya saya tuju untuk melanjutkan pendidikan saya. Sampai saat ini banyak yang bertanya kenapa akhirnya saya memutuskan untuk menjadi anak rantau padahal dulu saya besar di lingkungan yang bisa dikatakan maju. Hampir setaun saya menetap di kota Ambon, yap salah satu kota yang letaknya di timur Indonesia. Banyak pertanyaan dari teman-teman, keluarga, bahkan diri saya sendiri masih bertanya kenapa harus kuliah di Ambon? Padahal nilai saya gak buruk-buruk amat buat bisa masuk di daerah asal saya di Pulau Jawa. Pertanyaan lainnya yang selalu muncul yaitu emangnya disana ada keluarga? Di tulisan kali ini saya akan cerita tentang bagaimana saya akhirnya memutuskan untuk hidup di daerah yang tidak ada sa
Dirgahayu Negeri-Ku Indonesia yang ke 71 tahun. Di usiaku yang sudah menginjak 17 tahun ini, maafkan aku yang hanya bisa berusaha untuk membanggakan kau meskipun belum menghasilkan suatu karya yang nyata untuk perubahan negeri ini. Di postingan kali ini ada sedikit cerita tentang tugas yang berkenanaan dengan sejarah Indonesia. Tepat di semester 2 kelas 11 lalu, guru sejarah kita Bu Warsitah memberikan tugas untuk membuat film sejarah proklamasi. Awalnya sat kelas dibagi menjadi 4 kelompok kecil yang setiap kelompoknya berisi 10 siswa. Setelah kelompok kecil selesai barulah kita bikin buat kelas yang gabungan 4 peristiwa. Awalnya kita nentuin dulu siapa yang jadi sutradara, pemain, kameraman, property, editor, dsb. Dan terpilihlah saya jadi editor, bukan karena mengajukan diri malah sempat menolak tapi mau gimana lagi harus diterima. Pertamanya kita berencana mau shooting hari Senin, namun dikarenakan ada ujian edmodo, alhasil kita shootingnya hari selasa. Hari perta